Monday 15 December 2008

SK - Hari 30: DAMAI, SIAPAKAH ENGKAU?

Hari ini, aku sudah bebas tugas. Pk. 09:00, dengan berbekal Rosario, topi, hp, KTP dan beberapa ribu, aku mulai berjalan menyusuri jalan besar. Tujuanku memang bukan untuk membeli sesuatu atau mendapatkan sesuatu yang kelihatan, melainkan aku ingin mengenal lebih jauh makna kata: “Damai”. Dalam perjalanan itu, aku coba mendefiniskan arti kata damai: “damai adalah keadaan tidak takut yang dirasakan oleh seseorang karena dirinya diterima apa adanya”. Kapan aku merasa damai? kusadari aku merasa damai saat aku sendirian dan dalam keadaan tenang, juga saat aku bersama orang lain yang menerimaku apa adanya. Lalu bagaimana aku dapat sampai pada pengalaman Damai? Orang lain memberiku damai, mengajariku untuk dapat menciptakannya, dan ketika aku sudah dapat menciptakan rasa damai itu, aku merasa berlebih dan ingin membagikan rasa damai itu kepada orang lain. Terima kasih Tuhan, karena aku dapat mengenal “damai” lebih jauh.
Tuhan, dalam perjalananku, aku juga merasa kecewa bahwa dunia ini terlalu banyak menyimpan pintu-pintu yang memisahkan keadaan manusia. Sepanjang jalan yang kususuri dari RS Myria, sampai KM.3 Sudirman lalu membelok ke daerah RS Bunda, aku merasakan bahwa orang masih memandangku berbeda, singkatnya SARA. Tuhan, kapan aku bisa bersatu dengan dunia mereka dan kapan mereka bisa bersatu dengan duniaku? Tapi syukurlah aku bisa pulang dengan selamat ke RR.
Tuhan, bantu aku dalam sisa hitungan jam ini, agar aku belajar dari cinta kasihMu sendiri, terutama dengan kedamaian, kerendahan hati dan kejujuran yang Engkau ajarkan padaku.
Sore ini, namaku masih disebut oleh Rm.Har sebagai pembimbing SMP. Lho? Wah harus tanggung jawab ini, setidaknya absen muka saja di depan anak-anak. Hee, aku malah ditodong sekalian untuk memberi renungan masuk ke sesi. Roh Kudus kumohon menolong aku karena aku sebenarnya tidak siap. Heran, kata-kata permenungan bisa muncul begitu saja, bahkan sesuatu yang baru yang tidak pernah kurenungkan sebelumnya, seolah-olah bukan aku yang berbicara. aku percaya, inilah daya Roh Kudus yang menolongku. Bukan lagi aku yang berbicara, melainkan DIA. Terima kasih, Tuhan.
Malamnya ada pembicaraan dengan Rm.Har di sekre (nah maaf, tapi yang ini disensor supaya tidak terlalu panjang)
Dini hari, Galuh dan aku berfreetalk ria dengan Rm.Sepi hahaha…terjadi perang bantal antara anak munyuk di atas pohon dengan anak burhan di atas kasur. We had so much fun at that time.

0 comments: