Monday 15 December 2008

SK - Hari 20: MAU MENJADI SABAR DAN RAMAH


Hari ini Galuh dan aku membantu Rm.Sugi untuk membungkus barang-barang yang hendak Beliau bawa ke Jogya. aku juga dapat kesempatan untuk bertemu lagi dengan Rm.Pujo dan Rm.Heru. Wah, seneng dapat coklat dan kaos, meski capek juga.
Akhirnya setelah puasa membuka internet, aku buka juga kotak surat elektronik itu. Tentu saja, numpuk dengan informasi-informasi yang tidak berhubungan langsung denganku, kecuali satu, dari majalah HIDUP.
Hari ini aku juga agak marah dengan Astri gara-gara Taize yang belum beres. Kalau kata Rm.Wahyu, “Kamu aja yang tidak percaya sama temen-temenmu!”. Tapi aku melihatnya lebih jauh lagi, bahwa aku mempertaruhkan seluruh umat dalam hal ini, bilamana tuguran nanti gagal fatal. aku melatih tanggung jawab dan kreatifitas seseorang, namun aku mempertaruhkan banyak orang. Nampaknya aku belum siap, dan dalam hal ini yang dapat kulakukan sekarang adalah membiarkan dia bergulat dengan lagu-lagu tuguran, sedangkan aku harus campur tangan untuk teks tuguran. Astri, kapan kamu bisa mandiri dalam hal organisasi? Kapan Taize bisa berjalan sendiri meski kehilangan seorang ‘hamba’nya?
Tiba-tiba aku merasa rindu sekali dengan Rh, Sahabatku. aku rindu pelukannya dan aku kangen dengan suara lembutnya yang memanggilku: “dek”. Tuhan, berkatilah ia, dimanapun ia berada. aku yakin, dia aman dalam tanganMu.
Tuhan, rasanya hari ini aku kurang bersikap ramah dan sopan, terutama untuk mengucapkan those magic words: “salam”, “terima kasih”, “permisi”, “pergi dulu” dan terutama: “maaf”. Barangkali juga aku kurang bijaksana dalam bersikap terhadap Astri. Maaf ya, la mia Cicitcuita!

0 comments: